hukum mendel I dan II


Assalamualaikum Wr. Wb

kali ini saya akan berbagi tentang hasil praktikum biologi tentang hukum mendel. semoga bermanfaat


  
HUKUM MEANDEL
Sesi 1 tujuan
a.       Stand point
Hukum sgregasi dan asortasi berlaku untuk alel dalam persilangan antara dua individu heterozigot

b.      Tujuan
Untuk membuat claim berdasarkan penguasaan konsep persilangan antara dua individu heterozigot. Membaut claimyang menyetujui stand point. Melakukan dukungan erhadap klaim dengan dasar alasan kuat, seta menyajikan fakta pendukung untuk memperkuat dasar alasan dan membuat penyanggahan untuk melawan klaim lainya.

c.       Manfaaat
Percobaan ini dilakukan agar dapat membuktikan bahwa hokum asortasi dan segregasi. Dapat mengetahui bagaimana variasi genotip dalam persilangan dapat terjadi.

Sesi 2 penyelidikan
a.       Langkah kerja
1)      Untuk percobaan monihibrid di kakukan dengan menganalogikan persilangan terhadap bunga mawar merah heterozigot (Mm) dengan keturunan f1 dari perkawinan mawar merah homozigot (MM), mawar putih(mm). dengan mengambil 50 model gen merah (M), dan 50 moel gen putih (m). kemudian masukan masing masing 25 model gen M ke kantong kanan (induk jantan), dan sisanya ke kantong kiri (induk betina). Lakukan hal yang sama untuk model gen putih (m). kocoklah sampai merata isi kedua kantong tersebut. Dengan tanpa melihat, pasangkan model gen yang adda pada kantong kanan dengan model gen yangada pada kantong kiri. Lakukan sampai seluruh model gen telah berpasangan. 
2)      Untu percobaan dihibrid di lakukan dengan menganaligikan perkawinan antara dua tanaman ercis berbiji kuning, bulat heteroiot (RrSs), ebagai keturunan F1 dari perkawina ercis hijau, bulat (RRSS) dengan hijau kisut (rrss). Gen R dan S domonan terhadap alel pasanganya (r dan s). dengan mengambil model gen berikut: 32 gen R, gen biji kuning (mode warna kuning); 32 gen r, gen biji hijau (model warna hijau); 32 gen S, gen biji bulat model warna hitam); 32 gen r, gen biji kisut (model warna putih). Dari masing masing model gen, pasangkan 16 model gen S; dan 16 gen s, bangi menjadi 2, 8 di kantong kanan (induk jantan), 8 di kantong kiri (induk betina). Lakukan hal yang sama untuk 16 gen R dengan 16 gen s; 16 gen r, pasangkan pasangjan dengan dengan 16 gen S; dan 16 gen r dengan 16 gen s. kocoklah sampai merata isi kedua kantong tersebut. Dengan tanpa melihat, pasangkan model gen yang ada pada kantong kanan dengan model gen pada kantong kiri. Lakukan berulang ulang sampai selutuh model gen telah berpasangan

b.      Alasan mengapa penyelidikan dilakukan
1.      Untuk menghitung berapa banyak peluang munculnya genotip pada persilangan dihibrid dan monohybrid
2.      Membuat table pengamatan
3.      Membuat diagram persilangan, kemudian membaginya denga hasil percobaan yang dilakukan
Sesi 3 argumen
a.       Claim
Saya setuju bahwa Hukum sgregasi dan asortasi berlaku untuk alel dalam persilangan antara dua individu heterozigot

b.      Bukti
Table persilangan monohybrid (MM >< mm)
no
Variasi genotip
Jumlah genotip yang muncul pada setiap percobaan
Rasio
I
II
III
1
MM
13
12
12
1
2
Mm
24
27
27
2
3
mm
13
11
11
1
Parental            = MM >< mm
Gamet              = M >< m
F1                    = Mm
F1 >< F1         = Mm >< Mm
Gamet              = M, m             M, m
Genotip            = MM, Mm, mm

Table percobaan dihybrid RrSs >< RrSs
no
Fariasi genotip
Jumlah genotip yang muncul pada setiap perobaan
Rasio
I
II
III
1
R_S_
19
19
19
6
2
R_s_
7
6
4
2
3
rrS_
7
5
5
2
4
rrss
1
3
4
1
P1                    = RRSS >< rrss
Gamet              = RS                rs
F1                    = RrSs
F1 >< F1         = RrSs >< RrSs
Gamet              = RRSS, Rrss, rrSS, rrss




c.       Dasar penelitian

1.      Warrant
Saya menyetujui stand point bahwa Hukum sgregasi dan asortasi berlaku untuk alel dalam persilangan antara dua individu heterozigot. Karena Meurut data yang kami dapatkan bahwa persilangan monohybrid menghasilkan perbandingan genotip yang mendekati 1 : 2 : 1. sedangkan pada persilangan dihibrid menghasilkan genotip dengan perbandingan 6 : 2 : 2 : 1, pada persilangan monohybrid menghasilkan perbandingan fenoip merah : putih yaitu 3 : 1. Sedangkan yang dihibrid menghasilkan perbandingan fenotip hijau bulat : hujau  kisut : kuning bulat : kuning kisut yaitu 6:2:2:1 

2.      Backing
Saat terjsdi persilangan monihibrid mendel menyimpulkan bahwa pada pembantukan gamet, pasangan pasangan gen se alel saling berpisah. Pemisahan gen sealel ini terjadi selama proses meiosis berlangsung. Jadi dalam setiap gamet hanya terdapat 1 set kromosom (segregasi). Mendel juga menyimpulkan jika dominasi Nampak epenuhnya maka persilangan monohybrid antara dua individu yang menghasilkan heterozigot menghasilkan keturunan dengan perbandungan fenotipe = 3 : 1. sedangkan pada persilangan dihibrid mendel mengambil kkesimpulan bahwa setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain. Dalam perkawinan dihibrid diperoleh perbandingan fenotope F2 = 9 ; 3 : 3 : 1 (omegawati w. hadi dkkk, biologi kelas XII 89-90)


mungkin hanya sekian yang dapat saya sampaikan, bila ada kekurangan saya mohon maaf, dan apabila terdapat kelebihan mohon dikembalikan. 😁😁😁 . saya akhiri 
wassalamualaikum Wr. Wb. 


Komentar